Sabtu, 18 Juli 2009

Belum Final

Belum Final
Penyebaran agama Islam di Indonesia telah berlangsung selama berabad-abad dari semenjak jaman daun Lontar hingga jaman Flashdisc. Meskipun penyebaran telah di lakukan selama berabad-abad namun nampaknya belum mendapatkan hasil yang maksimal. Nilai-nilai Islam yang sesungguhnya masih sedikit yang telah di amalkan oleh muslimin dan muslimat di Indonesia. Sebagai akibat dari minimnya pemahaman tentang Islam terutama di daerah pedalaman. Hal itulah yang menyebabkan menjamurnya aliran-aliran berlabel Islam tetapi tindak-tanduknya kafir. Atau masih banyaknya praktik-praktik yang berbau mistis yang menghembuskan aroma musyrik di nusantara ini.
Awal perkembangan Islam di Indonesia tidak terlepas dari jasa para wali songo yang telah dengan setulus hati menyebarkan kebenaran di bumi nusantara kita. Islam hadir bukanlah untuk menciptakan kehancuran, permusuhan, atau kemunduran suatu peradaban akan tetapi membenahi yang baik dan menghilangkan yang buruk. Sebagai contoh dari bidang ilmu pengetahuan, setelah kemunduran Romawi ada banyak buku-buku peninggalan para tokoh Yunani seperti Socrates, Plato dan lainnya yang dibiarkan berdebu di gereja-gereja eropa. Akan tetapi para ilmuwan Islamlah yang kemudian membersihkan dan membaca buku-buku tersebut.
Para wali songo tersebut menyebarkan Islam secara perlahan-lahan. Ritual-ritual paganisme disisipi nilai-nilai Islam sehingga nenek moyang kita dapat menerima pelajaran-pelajaran Islam dengan baik tanpa terjadinya penolakan-penolakan yang tidak baik. Di situlah letak permasalahannya, Islam belum secara penuh di ajarkan kepada bangsa ini. Bukti dari belum sepenuhnya Islam di ajarkan adalah dengan eksistensi dari Islam abangan di jawa. Secara umum mereka menganut Islam tetapi masih menganut nilai-nilai yang berbau paganisme.
Seiring perkembangan jaman lahirlah beberapa ormas keagamaan yang bermaksud untuk meluruskan segala khilafiyah di dunia Islam Indonesia. Mulai dari yang secara halus hingga ke yang ekstrem. Ormas yang halus sangat di minati oleh masyarakat sebaliknya ormas yang ekstrem kurang di minati oleh masyarakat. Mengapa itu bisa terjadi? Hal tersebut disebabkan ormas yang halus tidak dengan serta merta mengharamkan kegiatan-kegiatan berbau bid’ah yang merupakn warisan dari budaya hindu sebagai agama yang di anut oleh para founding father di masa lampau. Berbeda 180 derajat dengan ormas ekstrem yang mengharamkan aktifitas-aktifitas tersebut karena secara rasional lebih banyak mudharat ketimbang manfaat. Bahkan ada yang lebih ekstrem lagi dengan menambahkan dalil-dalil yang aneh tapi nyata.
Adapun aliran Wahabi tercipta untuk membenahi bid’ah-bid’ah, peraturan-peraturan, dan kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan syari’at Islam yang sesungguhnya. Bukanlah untuk merusak atau meresahkan kehidupan masyarakat. Justru bila ada masyarakat yang terusik atau terganggu dengan kehadirannya, maka itu berarti masyarakat tersebut belum sepenuhnya memahami Islam.
Wallahu A’lam
(Cikarang, 00.07am, July 11, 2009)

2 komentar:

  1. it's my personal weblog
    dhuha

    BalasHapus
  2. inilah PR besar bagi kita umat muslim di indonesia.dimana harokah ini bagai semut yg hendak menggulingkan gajah..butuh jutaan kekuatan untuk bs merealisasikannya..

    BalasHapus

Silahkan Kasih Masukan