Rabu, 22 Juli 2009

Au revoir

Arti……..
Mencari onggok demi onggok arti yang terselip diantara hilangnya harapan. Kosakata tak mungkin sanggup menterjemahkan irrasionalitas kehidupan yang terkadang gasal. Muram durja, gundah gulana tak berguna mengatasi segala remeh temeh realita dunia. Terus menangis hingga kering airmata hampa dalam keterkungkungan jwa. Wahai bunda, disinikah seharusnya ananda berada? Dalam kesuraman nada dan eksistensi? Bukanlah keluh kesah yang menyelesaikan prahara, ananda pun menduga. Lantas mengapa harus ada awan gelap setelah pagi hari yang cerah? Mengapa harus ada petir yang bersorak sorai di saat hati kian terpuruk?
Ananda mengerti wahai bunda, ananda sadar bahwa awan gelap membawa titik-tetes air hujan yang akan membasuh kulit bumi dari debu dan jelaga. Ananda pahami bila petir yang berlompatan mengandung arti besarnya pertolongan bagi ananda. Bumi terus berputar. Jam dinding terus berdetak. Hari terus berganti. Jantung terus berdegup. Darah terus mengalir. Yang lama akan memudar dan yang baru akan menghiasi. Yang tiada berkalang tanah dan yang hidup bersimbah keringat. Bila hari mulai senja, ananda nantikan mentari esok dengan rencana. Bila matahari beranjak naik di tengah hari, ananda pastikan sore hari yang riang penuh tawa. Manakala sang surya tergelincir ke ufuk barat, ananda tentukan petang yang bercahaya dalam lembayung jingga. Ketika sang bulan yang tersenyum dan bintang yang berbinar tiba, ananda akan hampiri malam yang penuh kedamaian dalam buaian kasihmu Bunda….
(Cikarang, 00.55am, July 23, 2009)

2 komentar:

  1. Alunan nyanyian kehidupan menyapa gulana setiap hari. riaknya mengalun sendu menggores relung jiwa,mengiringi detak jantung yang berdegup tak beraturan. mendung di pagi hari menambah gundah hati, walau tak henti harap ini akan matahari...menanti hari yang tak pasti...
    dalam alunan nyanyian kehidupan, tiada henti hati bertasbih...mengharap rahmatNYA yang abadi
    dalam alunan nyanyian kehidupan, berserah ku pada dzat yang maha suci. memohon matahari kan bersinar lagi...menerangi hati yang sunyi...

    BalasHapus
  2. to ern.. tiada sunyi hati bila diri selalu dirayu sang Penguasa Waktu...

    BalasHapus

Silahkan Kasih Masukan